Sejarah Monas
Monumen Nasional atau Tugu Monas ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono. Frederich Silaban sendiri merupakan seorang arsitek yang memenangi sayembara yang dibuat oleh presiden Soekarno. Sayembara ini merupakan sayembara pembuatan monumen peringatan setelah Indonesia meraih kemerdekaan 1945.
Monas berdiri ditengah lapangan Monas, hingga sekarang masih ada orang yang menyebut daerah sekitar Monas ini dengan lapangan merdeka. Pembangunan Monas secara garis besar dibangun dalam 3 kurun waktu.
Kurun waktu 1961 – 1965, dalam kurun waktu ini, presiden Soekarno merupakan orang pertama yang meletakkan beton pasak yang kemudian diikuti pembangunan pondasi-pondasi yang akan menopang Monumen Nasional/
Kurun waktu 1966 – 1968, dikurun waktu ini, pembangunan sempat tertunda dikarenakan adanya kejadian kudeta G30SPKI yang menyebabkan keamanan negara saat itu sedang kondusif.
Kurun waktu 1969 – 1975, merupakan tahapan akhir dimana disini semua sudah hampir rampung, namun masihlah ada beberapa permasalahan kecil mengenai fasilitas yang masih tetap dikerjakan walau saat itu di 12 Juli 1975 sudah diresmikan oleh presiden Soeharto.
Monas memiliki bentuk unik menjulang keatas dengan obor api emas asli diatasnya yang melambangkan kobaran semangat rakyat Indonesia yang tek pernah padam saat menghadapi penjajahan. Monas bukan hanya tempat rekreasi saja, ada banyak sekali hal yang bisa kita lakukan ketika mengunjungi Monas ini.
Ulasan mengenai kegiatan yang bisa dilakukan di Monas bisa dibaca dibawah ini.
1. Rekreasi & Menikmati Pemandangan Monas Bersama Keluarga & Sahabat
Monas adalah sebuah seni yang bisa kita nikmati dari berbagai sisi. Ada banyak lapangan rumput disekitaran Monas yang bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi bersama keluarga dan sahabat. Rumput-rumput jepang tersebut sangat dirawat dan bersih, sehingga bisa dijadikan tempat duduk-duduk yang pas sambil menikmati suasana Monas di Jakarta.
2. Berolahraga di Kawasan Monas
Monas memiliki luas yang cukup untuk melakukan beberapa olahraga. Olahraga tersebut seperti voli, dimana terdapat lapangan voli yang ada di Monas, kemudian kita juga diperbolehkan melakukan lari marathon mengelilingi Monas. Ada banyak orang yang melakukan olahraga lari di Monas pada jam pagi dan sore menjelang maghrib. Selain itu, jalanan yang mengarah ke Monas juga bisa dijadikan lapangan bulutangkis, namun bermainlah dipinggir, jangan sampai menganggu pengunjung lain.
3. Mengunjungi Museum Sejarah Indonesia di Bawah Tanah
Terletak dikedalaman 4 meter di bawah Monas, museum ini hanya bisa dimasuki melalui 1 terowongan bawah tanah yang berada di bawah lingkar Monas yang menghadap ke arah patung pangeran Diponegoro yang sedang menaiki kuda.
Pintu masuk terowongan tersebut berada di belakang patung pangeran Diponegoro, cukup menuruni tangga dan ikuti saja jalan lalu kita akan bertemu dengan loket tiket.
Harga tiket bisa berbeda-beda, tergantung usia yang akan memasuki museum. Tiket museum juga sudah termasuk boleh naik keatas cawan Monas. Cawan Monas sendiri merupakan puncak yang berada di lantai 4 Monas, bentuknya seperti cawan lilin kalau dilihat dari jauh.
Berikut harga tiket masuk hingga tiket naik puncak Monas.
- Tiket Masuk Monas untuk Anak-anak
Museum & cawan Monas: Rp2000,
Puncak Monas: Rp2000
- Tiket Masuk Monas untuk Mahasiswa
Museum & cawan Monas: Rp3000,
Puncak Monas: Rp5000
- Tiket Masuk Monas untuk Dewasa
Museum & cawan Monas: Rp5000,
Puncak Monas: Rp10,000
Sebelum memasuki kawasan dalam Monas, kita akan melalui terowongan bawah tanah terlebih dahulu. Diujung terowongan biasanya ada seorang petugas yang berjaga untuk mengecek tiket masuk.
Monas Jakarta|fathan.id |
Comments
Post a Comment